SalingSambung.com – Amerika Serikat (AS) telah mengambil langkah berani dengan mengusulkan sebuah resolusi dalam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan gencatan senjata sementara dalam konflik antara Israel dan Hamas serta menentang rencana serangan darat besar-besaran Israel di Rafah. Langkah ini merupakan pertama kalinya AS menentang sekutunya Israel dalam forum internasional semacam ini, menandakan perubahan signifikan dalam pendekatan diplomatik AS terhadap konflik di Timur Tengah.
Resolusi yang diusulkan Amerika Serikat ini datang setelah penolakan mereka terhadap rancangan resolusi Aljazair, yang telah memperlihatkan kekhawatiran akan potensi dampak negatif terhadap pembicaraan damai yang sedang berlangsung. Namun, dalam pernyataan resmi, AS menegaskan bahwa mereka tidak berniat untuk bersikap terburu-buru, melainkan ingin memberikan waktu bagi perundingan yang sedang berlangsung.
Dalam teks resolusinya, AS menekankan pentingnya gencatan senjata segera di Gaza, dengan fokus pada pembebasan para sandera dan penyediaan bantuan kemanusiaan dalam skala besar. Langkah ini mendapat dukungan luas dari sebagian besar anggota Dewan Keamanan PBB, yang juga menekankan urgensi perdamaian dan keamanan regional.
Namun, yang lebih menonjol dari resolusi Amerika Serikat ini adalah penentangan terhadap rencana serangan darat besar-besaran Israel ke Rafah. AS secara tegas menyatakan bahwa serangan semacam itu akan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah ada di Gaza dan dapat membahayakan perdamaian serta keamanan regional secara keseluruhan.
Meskipun AS dikenal sebagai pendukung Israel yang kuat, langkah ini menandai perubahan dalam dinamika hubungan diplomatik antara AS dan Israel. Penolakan AS terhadap serangan Israel ini bukan hanya sebagai panggilan kemanusiaan, tetapi juga sebagai pesan yang kuat kepada pemerintahan Netanyahu bahwa perlindungan diplomatik Amerika Serikat tidak bersifat tanpa batas.
Dalam merespons rancangan resolusi AS ini, Misi Israel untuk PBB di New York belum memberikan komentar resmi. Namun, sejumlah pejabat senior AS menegaskan bahwa resolusi tersebut tidak dimaksudkan untuk merusak hubungan kemitraan yang telah terjalin antara AS dan Israel, melainkan sebagai langkah untuk mempromosikan perdamaian dan keadilan di kawasan tersebut.
Selain menentang serangan darat Israel, resolusi Amerika Serikat juga mengutuk seruan beberapa menteri Israel untuk pemukim Yahudi pindah ke Gaza serta menolak segala upaya perubahan demografis atau teritorial di Gaza yang akan melanggar hukum internasional. Ini merupakan sikap yang tegas dalam mendukung prinsip-prinsip hukum internasional dan hak asasi manusia.
Konflik antara Israel dan Hamas telah menelan banyak korban jiwa dan menimbulkan penderitaan yang tak terhingga bagi warga Palestina. Dengan adanya resolusi ini, harapan untuk mencapai gencatan senjata segera dan memulai dialog perdamaian yang konstruktif semakin terbuka lebar. Sebuah panggilan kemanusiaan dan perdamaian yang datang dari forum internasional ini diharapkan akan menjadi langkah awal menuju penyelesaian yang berkelanjutan bagi konflik yang telah berlangsung terlalu lama ini.
Baca juga: Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Hadiri Peresmian RSPPN dan RS TNI
Sumber: Tempo.