SalingSambung.com – Kebijakan luar negeri Israel yang kontroversial, terutama serangan terhadap kamp pengungsi di Rafah, telah memicu reaksi keras dari berbagai negara di Eropa. Konflik yang terus berlanjut ini telah membelah Eropa menjadi dua kubu, antara pendukung Israel dan mereka yang mengadvokasi hak-hak Palestina. Beberapa pemimpin negara Eropa bahkan menyatakan kesiapan mereka untuk mengakui kemerdekaan Palestina, sebagai upaya untuk menekan kekejaman Israel terhadap warga sipil Palestina. Langkah ini dipelopori oleh Spanyol dan Irlandia, yang berpotensi memperkuat sikap Uni Eropa dalam mendukung hak-hak Palestina.
Spanyol
Pada November 2023, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, menegaskan bahwa pengakuan atas Palestina akan menjadi prioritas utama dalam kebijakan luar negeri pemerintahannya. Setelah pertemuan di Brussel, Sánchez menyatakan bahwa Spanyol ingin bergerak bersama dengan negara-negara Uni Eropa lainnya dalam mengakui Palestina secara sepihak. “Kami ingin mengambil langkah ini secara bersatu. Ini adalah langkah yang menentukan untuk meletakkan dasar perdamaian abadi,” ujar Sánchez. Ia juga menambahkan bahwa pemimpin dari Spanyol, Irlandia, Slovenia, dan Malta mewakili berbagai spektrum politik, sehingga tercipta konsensus luas terkait pengakuan Palestina untuk proses perdamaian di masa depan.
Irlandia
Pada Februari 2024, Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar, menyatakan bahwa pengakuan Palestina menjadi agenda penting bagi Irlandia, meskipun isu genosida Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional juga sedang dibahas. Varadkar menjelaskan bahwa pengakuan bersama oleh beberapa negara Uni Eropa dapat memungkinkan negosiasi yang lebih setara setelah perang di Gaza berakhir, melalui solusi dua negara. “Sejumlah negara Uni Eropa yang bertindak bersama mengakui Palestina dapat memungkinkan terjadinya negosiasi lebih setara, usai perang berakhir di Gaza melalui solusi dua negara,” ungkapnya.
Slovenia
Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob, optimis bahwa dukungan politik bagi Palestina di PBB dapat diperkuat dalam waktu dekat. Golob percaya bahwa proses pembentukan pemerintahan baru di Palestina akan matang dalam beberapa minggu atau bulan mendatang. “Saya yakin banyak hal dapat dilakukan dalam minggu depan untuk memperkuat dukungan politik bagi Palestina di PBB,” kata Golob.
Malta
Malta, yang sejak tahun 1988 telah mengakui hak warga Palestina untuk menjadi negara, kini semakin siap untuk secara resmi menyatakan pengakuan tersebut. Perdana Menteri Malta, Robert Abela, mengakui kesiapan negaranya untuk mengakui Palestina sebagai negara. Malta juga telah lama mengadvokasi solusi dua negara sebagai jalan untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah. “Malta sudah lama menyarankan solusi dua negara untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah,” ujar Abela.
Prancis
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dalam percakapannya dengan kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menekankan pentingnya reformasi di Palestina. Macron juga menyatakan komitmen Prancis untuk membangun visi perdamaian bersama mitra Eropa dan Arab. Ia menawarkan jaminan keamanan dan memasukkan prospek pengakuan negara Palestina sebagai bagian dari proses yang bermanfaat. “Prancis mendukung Otoritas Palestina yang direformasi dan diperkuat, mampu melaksanakan tanggung jawabnya di seluruh wilayah Palestina, termasuk di Jalur Gaza untuk kepentingan rakyat Palestina,” tegas Macron kepada Abbas pada 29 Mei 2024.
Macron juga mengutuk serangan terhadap kamp pengungsi di Rafah dan menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada rakyat Palestina. “Korban sipil tidak dapat ditoleransi dan kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada rakyat Palestina atas pemboman kamp orang-orang terlantar di Rafah,” ujar Macron.
Langkah-langkah ini menunjukkan adanya gelombang dukungan yang semakin kuat dari negara-negara Eropa untuk pengakuan kemerdekaan Palestina. Dengan Spanyol dan Irlandia memimpin jalan, serta dukungan dari Slovenia, Malta, dan Prancis, ada harapan bahwa langkah ini dapat mendorong perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Para pemimpin Eropa bersepakat bahwa pengakuan Palestina sebagai negara merupakan langkah penting dalam mewujudkan solusi dua negara yang adil dan setara, yang diharapkan dapat membawa perdamaian abadi di wilayah tersebut.
Baca juga: Gelombang Baru Covid-19 Melanda Singapura, Ong Ye Kung Minta Masyarakat Tetap Waspada!