Jakarta – Tragedi hukum tengah melingkupi Eks Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, yang secara resmi dinyatakan sebagai tersangka dalam sebuah kisah kontroversi kasus suap yang menggemparkan publik. Moon Jae-in terlibat dalam penyuapan yang berkaitan dengan perlakuan istimewa terhadap pejabat pemerintah dalam skema perekrutan yang membawa menantu laki-lakinya memperoleh posisi strategis di maskapai penerbangan.
Dalam sebuah penyidikan yang dipelopori Divisi Kriminal 3 Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju, Moon Jae-in diduga membantu menantunya, yang diidentifikasi dengan marganya Seo, memperoleh pekerjaan sebagai direktur eksekutif di Thai Eastar Jet. Adapun keistimewaan yang diduga diberikan berbalas dengan pengangkatan penting tokoh politik yang mendirikan maskapai terbang tersebut. Kasus ini, yang telah mengejutkan Korea Selatan, diawali empat tahun silam dan masih terus bergulir hingga saat ini.
Penyelidikan yang telah berlangsung menemukan kecurigaan serius bahwa terdapat kaitan antara pekerjaan yang diberikan kepada Seo di Thai Eastar Jet dan pengangkatan Lee Sang-jik, seorang politisi dari Partai Demokrat yang memegang tampuk kekuasaan selama pemerintahan Moon sebagai kepala Badan UKM dan Perusahan Rintisan Korea atau KOSME. Faktor ini melahirkan anggapan adanya praktik saling menguntungkan antarpersonal politis.
Sebagai hasil dari tuntutan Partai Kekuatan Rakyat (PPP) dan kelompok sipil Justice People, penyidikan meluas hingga menjangkau putri Moon, Moon Da-hye, dimana jaksa telah mengesksekusi penggeledahan di kediaman serta properti lain yang terkait dengannya pada 30 Agustus 2024.
Baca juga: 86 Ribu Umat Katolik akan Padati GBK dalam Misa Akbar Paus Fransiskus
Laporan dari Chosun Ilbo pada 1 September mendalamkan kontroversi ini dengan menyebutkan bahwa jaksa mendapati Moon Da-hye memiliki aliran dana masuk mencurigakan ke dalam rekeningnya. Terdapat kekhawatiran atas transaksi dari rekening penerbit buku mantan Presiden Moon Jae-in yang mentransfer jumlah signifikan kepada Moon Da-hye. Tindakan ini telah mengundang kritisisme akan adanya aktivitas finansial yang tidak tepat.
Seorang pejabat jaksa penuntut menekankan posisi Moon Jae-in dalam kasus ini dengan menyatakan adanya kemungkinan aduan penyuapan langsung atau pasca-pekerjaan, yang kian menambah bobot kasus hukum yang sedang dihadapi oleh mantan presiden. Jaksa mengindikasikan dalam surat perintah penggeledahan bahwa Moon diduga menerima jumlah tersebut sebagai suap dari Lee.
Di tengah kecaman dan spekulasi yang beredar, Moon Jae-in dan pihak terkait belum memberikan pernyataan publik yang jelas mengenai posisi dan tanggapan mereka terkait status tersangka dan rincian penyelidikan yang sedang berlangsung. Insiden ini tidak hanya mengetuk pintu keluarga Moon, namun juga singkap tirai dinamika politik dan kekuasaan yang berlaku, mempertanyakan integritas sistem keadilan dan demokrasi di Korea Selatan saat ini.