Salingsambung.com – Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo tiba di Vatikan, Italia, pada Minggu pagi, 4 Mei 2025, untuk menghadiri konklaf atau sidang pemilihan Paus baru. Setibanya di Roma, ia langsung memimpin misa sebagai bentuk penghormatan sebelum memulai rangkaian kegiatan resmi Takhta Suci.
Kedatangan Kardinal Suharyo ke Vatikan merupakan bagian dari tanggung jawabnya sebagai salah satu kardinal pemilih dalam proses suksesi pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia. Paus Fransiskus sebelumnya wafat pada 21 April 2025, sehingga konklaf dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 7 Mei 2025.
Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta, Pastor Adi Prasojo, membenarkan bahwa Kardinal Suharyo langsung memimpin misa begitu tiba di Italia. Hal tersebut ia sampaikan melalui pesan singkat pada Minggu malam. Dalam misa tersebut, Kardinal Suharyo menyampaikan pesan penting mengenai nilai-nilai persatuan dan kebangsaan.
Dalam sambutannya, Kardinal Suharyo menegaskan bahwa seluruh elemen masyarakat memiliki kedudukan yang setara di dalam negara. Ia mengajak umat untuk senantiasa menjalin hubungan harmonis, tanpa memandang latar belakang. “Kita semua mempunyai tempat yang sama di negara kita, berkat jasa para pendiri bangsa,” ujarnya.
Kardinal Suharyo juga menyinggung eratnya hubungan antara Indonesia dan Vatikan. Menurutnya, hubungan diplomatik tersebut bisa tetap terjalin baik karena komitmen dari para pemimpin bangsa. Ia secara khusus menyebut peran Duta Besar Indonesia untuk Italia, Junimart Girsang, dan Duta Besar untuk Vatikan, Trias Kuncahyono, sebagai perwakilan pemerintah yang turut menjaga komunikasi bilateral.
Dalam kesempatan tersebut, ia kembali mengingatkan pentingnya semboyan warisan Uskup pribumi pertama, Mgr. Albertus Soegijapranata: 100 persen Katolik, 100 persen Indonesia. Menurutnya, prinsip ini menjadi fondasi bagi umat Katolik untuk aktif berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ia menjelaskan bahwa menjadi sepenuhnya Katolik sekaligus sepenuhnya Indonesia bukanlah tuntutan yang harus dicapai secara mutlak. “Kalau 20 persen saja kita bisa hidup kudus, itu sudah lumayan,” tuturnya sembari menekankan bahwa kesadaran iman seharusnya mendorong umat untuk mencintai tanah air secara nyata.
Lebih lanjut, Kardinal Suharyo mengajak umat Katolik agar menjadikan iman sebagai sumber motivasi dalam berkontribusi untuk bangsa. Ia berharap, dengan semangat kebangsaan dan keimanan, umat dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berdedikasi tinggi.
Selama berada di Vatikan, Kardinal Suharyo dijadwalkan mengikuti sejumlah persidangan yang digelar oleh Takhta Suci. Rangkaian kegiatan tersebut akan berlangsung hingga pelaksanaan konklaf pada 7 Mei 2025.
Sebelumnya, pada Sabtu sore, 3 Mei 2025, Kardinal Suharyo bertolak dari Jakarta. Ia meninggalkan Wisma Keuskupan sekitar pukul 15.30 WIB dengan membawa koper dan tas kain berwarna biru. Setelah transit di Doha, Qatar, ia tiba di Roma pukul 08.15 waktu setempat dan disambut oleh sejumlah perwakilan Indonesia di Vatikan, termasuk para rohaniwan yang sedang menempuh studi di sana.
Kehadiran Uskup agung Jakarta di Vatikan menjadi momen penting bagi perwakilan Gereja Katolik Indonesia dalam menentukan arah kepemimpinan Gereja global pasca wafatnya Paus Fransiskus.