Trump Pilih Lunasi Utang, Rencana Pembentukan Dana Kekayaan Negara AS Ditunda

by christine natalia
Trump Pilih Lunasi Utang, Rencana Pembentukan Dana Kekayaan Negara AS Ditunda

Salingsambung.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan lebih memilih fokus pada pelunasan utang nasional dibandingkan membentuk dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund (SWF). Pernyataan itu ia sampaikan saat konferensi pers di Doha, Qatar, yang menandai kemungkinan penundaan rencana pembentukan SWF Amerika Serikat dalam waktu dekat.

Trump menegaskan bahwa pelunasan utang menjadi prioritas utama sebelum AS dapat mempertimbangkan pembentukan SWF. “Saya lebih suka melunasi utang dan kemudian membentuk dana setelah utang lunas,” ujarnya. Sikap ini menunjukkan perubahan dari kebijakan sebelumnya yang tertuang dalam perintah eksekutif yang ia teken pada 3 Februari 2025. Dalam perintah tersebut, Trump memerintahkan pembentukan dana kekayaan negara dalam jangka waktu satu tahun.

Kondisi fiskal Amerika Serikat saat ini menjadi sorotan utama. Data terbaru dari Kementerian Keuangan AS menunjukkan, total utang negara mencapai USD36,2 triliun, atau sekitar Rp591.502 triliun jika dikonversikan ke rupiah dengan kurs Rp16.385 per dolar AS. Angka tersebut melampaui batas utang yang telah disetujui Kongres sebesar USD36,1 triliun pada Januari lalu.

Biasanya, pembentukan dana kekayaan negara dilakukan dengan menggunakan surplus anggaran. Namun, AS saat ini masih beroperasi dalam kondisi defisit. Hal ini menjadi tantangan tambahan, selain proses legislasi yang juga memerlukan persetujuan Kongres. Belum ada kejelasan apakah rencana ini akan terus didorong atau ditangguhkan sepenuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga menyinggung perbandingan dengan negara-negara di kawasan Teluk yang memiliki SWF besar dan tidak memiliki utang besar seperti AS. “Senang memiliki dana tersebut. Saya katakan kepada Howard, kita sedikit terlalu awal karena kita masih memiliki utang,” katanya, merujuk kepada Menteri Perdagangan Howard Lutnick.

Sebelumnya, Trump sempat menyampaikan bahwa pendapatan dari tarif impor dapat menjadi sumber pendanaan awal untuk SWF Amerika. Ia juga membuka peluang agar dana tersebut dimanfaatkan untuk berinvestasi di sektor strategis, termasuk media sosial.

Salah satu contoh yang sempat disebutkan adalah TikTok, platform milik ByteDance asal China. Trump mengusulkan agar pemerintah AS dapat mengambil hingga 50% saham TikTok jika perusahaan itu berhasil dijual kepada pihak Amerika. “Kami mungkin memasukkan TikTok dalam SWF, atau menjalin kemitraan dengan investor besar. Banyak pilihan tersedia,” ucapnya.

Menurut catatan The International Forum of Sovereign Wealth Funds, hingga Januari 2025 terdapat lebih dari 90 dana kekayaan negara di seluruh dunia dengan total aset yang dikelola melebihi USD8 triliun. Tren pembentukan SWF semakin meningkat, termasuk di Indonesia yang baru-baru ini meluncurkan Danantara dengan dana kelolaan awal sebesar USD20 miliar pada 24 Februari 2025.

Dengan prioritas baru yang disampaikan Trump, kelanjutan rencana pembentukan SWF AS masih menjadi tanda tanya. Fokus pemerintah saat ini tampaknya akan diarahkan untuk memperbaiki posisi fiskal negara sebelum melangkah ke investasi strategis melalui lembaga keuangan negara.

Related Posts

Leave a Comment