Perang Israel di Gaza Membakar Biaya Fantastis, Mencapai Rp4 Triliun per Hari

by christine natalia
Perang Israel di Gaza Membakar Biaya Fantastis, Mencapai Rp4 Triliun per Hari

Salingsambung.com – Konflik bersenjata yang berlangsung antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga kini terus menyita perhatian dunia. Dengan dalih menghancurkan kelompok Hamas dan membebaskan para sandera, operasi militer Israel menimbulkan kerusakan besar serta korban jiwa dalam jumlah yang sangat tinggi. Namun, di balik dampak kemanusiaan yang memprihatinkan, muncul fakta mencengangkan mengenai besarnya biaya yang dihabiskan setiap hari oleh Israel untuk melangsungkan perang ini.

Berdasarkan berbagai laporan resmi dan analisis ekonomi, Israel disebut menggelontorkan dana hingga lebih dari USD300 juta atau setara Rp4,4 triliun per hari demi mempertahankan operasi militer di Gaza dan wilayah perbatasan lainnya. Angka ini menempatkan konflik di Gaza sebagai salah satu perang paling mahal dalam sejarah modern.

Rincian Anggaran Perang

Laporan dari Bank of Israel yang mencakup periode Desember 2023 hingga Februari 2024 memperkirakan pengeluaran perang harian berkisar antara USD246 juta hingga USD270 juta. Sementara itu, data yang dikutip dari Reuters dan media Israel Yedioth Ahronoth pada awal 2025 menyebut angka sebesar 300 juta shekel per hari atau sekitar USD83 juta. Perbedaan estimasi ini disebabkan oleh variasi cakupan biaya yang dianalisis masing-masing lembaga, namun seluruhnya menunjukkan beban ekonomi yang luar biasa besar bagi Israel.

Salah satu pengeluaran terbesar berasal dari operasi militer aktif. Penggunaan jet tempur, artileri berat, tank, hingga rudal berpemandu canggih membutuhkan anggaran besar. Sistem pertahanan udara Iron Dome, yang digunakan untuk menangkis roket dari Gaza, memakan biaya antara USD50.000 hingga USD100.000 untuk setiap rudal yang diluncurkan. Di samping itu, pengisian ulang amunisi dan pembelian senjata baru dari Amerika Serikat menambah tekanan pada anggaran militer Israel.

Mobilisasi lebih dari 360.000 pasukan cadangan juga menyumbang pengeluaran harian yang signifikan. Biaya untuk menggaji personel, menyediakan logistik, makanan, transportasi, dan perlengkapan tempur dilaporkan mencapai USD20–30 juta per hari. Hal ini belum termasuk dana untuk mendukung masyarakat sipil, seperti kompensasi bagi pelaku usaha yang terkena dampak perang, serta bantuan bagi warga yang dievakuasi dari zona rawan.

Konflik Melebar ke Lebanon

Selain di Gaza, ketegangan juga meningkat di perbatasan utara Israel, tepatnya dengan kelompok Hizbullah di Lebanon. Ketika operasi militer berlangsung di dua front secara bersamaan, biaya yang dikeluarkan pun melonjak. Estimasi menyebutkan bahwa pertempuran di wilayah Lebanon menambah beban keuangan hingga USD131 juta per hari.

Sementara itu, korban jiwa di pihak Palestina terus meningkat. Lebih dari 54.000 warga dilaporkan tewas, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Organisasi internasional, termasuk PBB, telah memperingatkan risiko kelaparan yang menghantui sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza akibat blokade dan kerusakan infrastruktur.

Dua Target Utama Belum Tercapai

Meski telah mengucurkan dana dalam jumlah sangat besar, dua tujuan utama yang dicanangkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum menunjukkan hasil signifikan. Target untuk menghancurkan Hamas serta membebaskan seluruh sandera yang ditawan sejak serangan awal Hamas pada 7 Oktober 2023, hingga kini belum tercapai sepenuhnya.

Konflik ini bukan hanya menimbulkan dampak kemanusiaan yang mendalam, tetapi juga memberikan tekanan serius pada stabilitas ekonomi dan sosial Israel. Dengan biaya perang yang terus membengkak, komunitas internasional pun semakin menyoroti keberlanjutan operasi militer ini dan menuntut solusi jangka panjang yang adil bagi semua pihak.

Related Posts

Leave a Comment